Home Berita Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia di level 47,8

Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia di level 47,8

by Redolex
purchasing manager index indonesia

Purchasing Managers Index (PMI) adalah sebuah indikator ekonomi yang mengukur aktivitas sektor manufaktur dan jasa suatu negara. PMI dihitung berdasarkan survei yang dilakukan kepada manajer pembelian di perusahaan-perusahaan manufaktur dan jasa, dengan mengukur beberapa indikator, seperti produksi, permintaan, persediaan, harga, dan ketenagakerjaan.

PMI digunakan sebagai indikator untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena aktivitas sektor manufaktur dan jasa dianggap sebagai indikator penting bagi pertumbuhan ekonomi. PMI dihitung dengan skala 0-100, dimana angka di atas 50 menunjukkan bahwa sektor tersebut sedang mengalami ekspansi, sementara angka di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor tersebut sedang mengalami kontraksi.

PMI biasanya dirilis setiap bulan oleh lembaga survei atau perusahaan riset independen di masing-masing negara. Data PMI sering digunakan oleh pelaku pasar dan investor untuk mengambil keputusan investasi, serta oleh pemerintah dan lembaga kebijakan ekonomi untuk membuat kebijakan ekonomi yang tepat.

pmi-manufaktur-indonesia-naik-ke-level-437-pada-agustus-2021

Industri manufaktur tanah air perlahan mulai bangkit kembali di tengah tekanan berat akibat dampak pandemi Covid-19. Geliat ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia bulan Oktober yang menembus level 47,8 atau naik dibanding capaian pada September yang menempati posisi 47,2 sebagaimana dilansir oleh IHS Markit.

“Alhamdulillah, ini berita yang baik. Walaupun terjadi kenaikan tipis, masih menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari para pelaku industri. Semoga menjadi semangat bersama untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (3/11).

Menperin menilai, peningkatan PMI manufaktur Indonesia pada awal kuartal IV tahun 2020 ini juga sebagai sinyal positif terhadap performa ekonomi yang kian bergairah. “Sektor manufaktur memang cukup terpengaruh oleh penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara penuh di beberapa daerah,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Agus memberikan apresiasi kepada sejumlah pemerintah daerah yang telah melakukan pelonggaran PSBB di wilayahnya. Selain mampu menunjang aktivitas sektor industri, upaya tersebut menandakan bahwa penyebaran virus korona sudah dapat ditekan.

“Kami bertekad menjaga roda perekonomian terus berputar dengan menjamin keberlangsungan operasi dan mobilitas kegiatan industri, namun dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat. Melalui IOMKI, Kemenperin optimistis, kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi serta mencegah PHK dalam jumlah yang massif,” paparnya.

indeks-purchasing-managers-indonesia-2019-2021

Menperin menambahkan, upaya menaikkan daya beli masyarakat juga menjadi sangat penting karena bisa meningkatkan kepercayaan diri dari para pelaku industri untuk ekspansi. “November dan Desember bisa dijadikan acuan apakah recovery benar-benar terjadi,” ujarnya.

Menurut Menteri AGK, turunnya PMI September ketimbang bulan sebelumnya disebabkan industri yang tadinya melakukan ekspansi menjadi bersikap wait and see dan lebih hati-hati. Hal ini dinilai dapat berpengaruh pada rencana-rencana produksi dan peningkatan utilitasnya.

Kepala Ekonom IHS Markit, Bernard Aw menuturkan, penanganan pandemi Covid-19 dan ketersediaan vaksin menjadi kunci peningkatan permintaan pada bulan-bulan berikutnya. Bernard menyebutkan, responden survei melaporkan terjadi kenaikan biaya dalam produksi, sementara perusahaan tidak memiliki ruang untuk menaikkan harga jual seiring dengan melemahnya daya beli.

Kenaikan harga terjadi pada bahan mentah seperti logam dasar, bahan kimia, plastik, dan beberapa bahan pangan, yang mendorong kenaikan biaya. “Meski demikian, perusahaan mengurangi harga jual mereka, menandai penurunan pertama pada biaya barang jadi sejak Maret 2020,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyatakan, kunci utama dalam upaya pemulihan ekonomi nasional adalah penanganan Covid-19. “Memang tidak mudah, tetapi jika diterapkan lagi PSBB karena kasus kembali meningkat, akan lebih mengkhawatirkan,” tuturnya.

related posts

Leave a Comment